Dengan beratnya yang mencapai enam ton, satelit itu berputar di luar kendali dan sekarang NASA mengatakan bahwa satelit tersebut akan jatuh ke bumi lebih cepat dari yang dibayangkan.
Pakar sampah ruang angkasa NASA mengatakan bahwa satelit raksasatersebut jatuh lebih cepat dari yang diperkirakan, dan badan antariksa AS kini memprediksi satelit cuaca ini akan menghantam bumi pada tanggal 23 September, sehari lebih cepat dari laporan sebelumnya.
Kemungkinan satelit ini mengenai sesorang di bumi kemungkinannya adalah satu berbanding 3.200. Dan jika ini sampai terjadi maka kecelakaan tersebut merupakan kali pertama dalam sejarah bahwa seseorang terluka akibat puing-puing ruang angkasa.
Satelit Penelitian Atmosfer Atas, atau UARS, kehabisan bahan bakar pada 2005 dan bisa mendarat di salah satu dari enam benua. NASA mengatakan bahwa satelit seukuran bus itu bisa mendarat pada suatu titik di antara 57 derajat utara dan 57 derajat selatan, yang mencakup hampir semua tempat berpenduduk di planet kita.
Juru bicara NASA, Beth Dickey, mengkonfirmasi hal ini kepada SPACE.com, bahwa alasan UARS jatuh lebih awal karena peningkatan tajam dalam aktivitas matahari. Efek dari sinar matahari dapat membuat daya tarik tambahan pada satelit di ruang angkasa karena dapat memanaskan atmosfer bumi, menyebabkan satelit tersebut mengembang.
Sementara itu, Astronom Dr Ian Griffin, dari UK Association of Science and Discovery Centres, mengatakan bahwa atmosfer bumi mempunyai peranan yang sangat besar dalam melambat jatuhnya satelit. Dan ia menjelaskan bahwa apapun yang tersisa dari satelit UARS tersebut akan menghantam tanah relatif lambat.
Banyak dari satelit yang jatuh ke bumi akan hancur oleh panas yang disebabkan oleh gesekan dengan atmosfer. Karena bentuk UARS yang cukup besar, diperkirakan setengah ton dari bangkai satelit atau serpihannya akan menghantam bumi.
Satelit tersebut saat ini sementara dilacak oleh Pusat Operasi Ruang Angkasa Gabungan Komando Strategis AS di Vandenberg Air Force Base di California, namun NASA mengakui mereka tidak benar-benar tahu di mana atau kapan satelit itu akan jatuh.
Namun beberapa ahli percaya bahwa kemungkinan besar satelit tersebut akan jatuh di lautan.
Diketahui, satelit ini jauh lebih kecil daripada stasiun ruang angkasa Mir, Rusia seberat 135 ton yang jatuh ke Bumi pada tahun 2001 atau Skylab dengan berat 100 ton yang jatuh pada tahun 1979. Mir jatuh ke Pasifik Selatan, sementara Skylab menghantam Samudera Hindia dan bagian Australia Barat yang berpenduduk jarang.
NASA memperingatkan bahwa siapa saja yang menemukan potongan satelit UARS untuk tidak menyentuhnya.
"Jika Anda menemukan sesuatu yang mungkin potongan dari UARS, diperingatkan untuk jangan menyentuhnya. Hubungi pejabat kemanan setempat untuk bantuan." tambah juru bicara NASA.
Satelit ini diluncurkan pada tahun 1991 oleh Space Shuttle Discovery untuk mengukur tingkat ozon, kecepatan angin dan suhu di stratosfer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar